I.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
Menyelidiki sifat - sifat asam atau garam polibasis.
2.
Menentukan kadar asam atau garam
polibasis secara potensiometri.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Ada dua metode
yang digunakan dalam melakukan eksperimen. Pertama dilakukan pengukuran tunggal
terhadap potensial tunggal. Itu , ini cukup untuk menetapkan aktivitas ion yang
diminati. Kedua, ion itu dapat dititrasi dan potensialnya diukur sebagai volum
titran. Metode pertama disebut potensiometri langsung dan terutama telah
digunakan dalam pengukuran PH larutan air. Dewasa ini juga ditetapkan secara
meluas dalam penetapan ion - ion lain lewat penggunaan elektrode selektif ion.
Metode kedua yang disebut dengan titrasi langsung memanfaatkan potensial untuk
mendeteksi titik kesetaraan Suatu titrasi. Metode ini dapat ditetapkan pada
semua jenis reaksi yang ternyata sesuai untuk analisis titrimetri ( Day and
Underwood, 1992).
Ada
beberapa cara menentukan titik akhir titrasi dalam potensiometri (Rivai, 1995)
:
1. Penentuan
titik kesetaraan titik titrasi potensiometri dengan cara deferensial.
Penentuan titik akhir kesetaraan titik potensiometri
dengan cara difrensial adalah dengan cara merajah kurva titrasi tirunan pertama
yang disebut dengan kurva defrensial. Kurva defrensial dibuat dengan menghitung
kenaikan PH persatuan kenaikan volume larutan titran (∆PH /∆V), kemudian
pembanding ∆PH /∆V disajikan dalam bentuk grafik sebagai fungsi dari volume
peniter yang ditambahkan.
2. Penentuan
titik kesetaraan titrasi potensiometri dengan cara Gran.
Cara Gran merupakan cara grafik yang
terbaik untuk menyajikan data percobaan potensiometri. Dengan bantuan fungsi -
fungsi tertentu sehingga kurva titrasi dapat diubah menjadi dua garis lurus
yang dapat menunjukan volume kesetaraan yang setepatnya.
Asam
berdasarkan banyak ion hidrogen yang dihasilkan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu ( Day and Underwood, 1992) :
1. Asam
monobasis (berbasa satu) disebut juga asam monobasis yaitu asan yang dalam air
akan menghasilkan satu ion hidrogen (H+).
2. Asam
polibasis ( berbasa banyak ) disebut juga asam poliprotik adalah sam yang dalam
air menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen [H+]. Reaksi disosiasi
dan tetapan keseimbangan adalah :
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan dalam analisis
potensiometri terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat yang
digunakan dalam potensiometri.
A. Bahan
Dalam analisis potensiometri
bahan-bahan yang digunakan terdapat dalam tabel 2.
Tabel 2. Bahan-bahan
yang digunakan dalam analisis potensiometri
IV. CARA KERJA
1. Standarisasi
NaOH dengan larutan asam oksalat
Untuk melakukan
standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam oksalat adalah asam oksalat
ditimbang sebanyak 0,641 gram. Kemudian asam oksalat dilarutkan dalam 100 ml
aquades didalam gelas beker dan larutan asam oksalat dipindahkan dalam labu
ukur serta di kocok hingga homogen. Lalu NaOH ditimbang sebanyak 0,538
menggunakan botol timbang dan dilarutkan dalam 250 ml aquades. Larutan NaOH
diambil 1,25 ml dan dliarutkan dalam 100 ml aquades. Setelah itu asam oksalat
diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 2 tetes
indikator phenoptalein. Larutan NaOH dimasukkan dalam buret. NaOH
distandarisasi dengan cara titrasi. Praktikan harus mengamati hingga terjadi
perubahan warna. Volume NaOH yang dibutuhkan dicatat dan proses standarisasi
dilakukan tiga kali percobaan.
2. Pengukuran
pH H2SO4
H2SO4
diambil sebanyak 10 ml dan ditambahkan 40 ml aquades. Larutan H2SO4
yang telah ditambah dengan 40 ml aquades ditambah dengan 2 tetes phenoptalein.
Lalu pH H2SO4 diukur dan dicatat. Kemudian larutan NaOH
dimasukkan dalam buret, larutan H2SO4 yang telah ditambah
40 ml aquades dan 2 tetes phenoptalein dimasukkan dalam gelas beker. Proses
titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna. pH diukur setiap penambahan
larutan NaOH 4 ml. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali.
3. Pengukuran
pH larutan NaHCO3
Larutan NaHCO3
diambil 10 ml lalu ditambahkan denagan aquades sebanyak 40 ml, dan dimasukkan
dalam gelas beker. Kemudian ditambahkan 2 tetes indikator metil orange. pH
larutan NaHCO3 sebelum dititrasi diukur terlebih dahulu. Membuat
larutan HCl dengan cara HCl diambil sebanyak 1,25 ml dan dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 ml yang telah diisi aquades hingga setengah dari volume aquades.
Lalu ditambahkan aquades hingga garis batas kemudian HCl di masukkan di dalam
buret. Proses titrasi dilakukan hingga terjadi perubahan warna, pH larutan
NaHCO3 diukur setiap penambahan 4 ml larutan HCL dari buret. Lakukan
langkah titrasi ini sebanyak 3 kali percobaan.
4. Pengukuran
pH larutan Na2SO3
Larutan
Na2SO3 diambil 10 ml di masukkan dalam gelas beker.
Kemudian ditambah dengan 40 ml aquades dan 2 tetes indikator metil orange. pH
larutan Na2SO3 sebelum dititrasi diukur terlebih dahulu.
Lalu HCl dimasukkan kedalam buret. Rendam pH meter selama 5 menit sebelum
digunakan. Proses titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna. pH larutan
Na2SO3 dicatat dengan pH meter setiap penambahan 4 ml
larutan HCl dari buret. Langkah ini dilakukan sebanyak 3 kali percobaa. Setelah
semua percobaan selesai semua alat dicuci dengan aquades dan pH meter direndam
dalam aquades.
V.
HASIL PERCOBAAN
Dalam percobaan analisis
potensiometri diperoleh hasil sebagi berikut:
1. Standarisasi
larutan NaOH oleh Asam Oksalat 0,1 N diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Volume
larutan NaOH sebesar 19.9 ml.
b. Normalitas
larutan NaOH sebesar 0,05N.
2. Titik
akhir titrasi pada sampel H2SO4 diperoleh PH sebesar 9,96
pada saat penambahan 44 ml larutan NaOH.
3. Titik
akhir titrasi pada sampel NaHCO3 diperoleh PH sebesar 3,36 pada saat
penambahan 40 ml larutan NaOH.
4. Titik
akhir titrasi pada sampel Na2SO3 diperoleh PH sebesar 3,7
pada saat penambahan 40 ml larutan NaOH.
VI.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan analisis
potensiometri dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Standarisasi larutan NaOH dengan asam
oksalat di peroleh volume rata-rata larutan NaOH sebesar 19,93 ml dan
normalitas 0,05 N.
2.
Asam sulfat (H2SO4)
merupakan asam polibasis dan memiliki pH akhir setelah titrasi adalah 9,96.
3.
PH larutan NaHCO3 sebelum
penambahan HCl adalah 8,93 dan pH akhir setelah titrasi adalah 3,36.
4.
PH mula-mula larutan Na2SO3
adalah 9,83 setelah mencapai titik akhir titrasi pH berubah menjadi 3,7.
DAFTAR PUSTAKA
Day,Jr.RA.Underwood.AL.1992.Analisis
Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga
Rivai,Harrizul.1995.Asas
Pemeriksaan Kimia.Jakarta:Universitas Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar