Sejarah kimia dimulai lebih
dari 4000 tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawali dengan the art of
synthetic "wet" chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah
menggunakan tehnologi yang akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macam
cabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari
bijihnya, membuat keramik dan kaca, fermentasi bir dan anggur, membuat pewarna
untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan kimia dari tumbuhan untuk
obat-obatan dan parfum, membuat keju, pewarna, pakaian, membuat paduan logam
seperti perunggu.
Mereka tidak berusaha untuk
memahami hakikat dan sifat materi yang mereka gunakan serta perubahannya, sehingga
pada zaman tersebut ilmu kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan
hasilnya merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.
Para ahli filsafat Yunani
purba sudah mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel yang
jauh lebih kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep
tersebut hanyalah pemikiran yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga
belum pantas disebut sebagai teori kimia.
Ilmu kimia sebagai ilmu yang
melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan
Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah
Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya,
Geber. Ilmu yang bari itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yang berarti
“perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini
meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis),
chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).
Sejarah kimia dapat dianggap
dimulai dengan pembedaan kimia dengan alkimia oleh Robert Boyle (1627–1691)
melalui karyanya The Sceptical Chymist
(1661). Baik alkimia maupun kimia mempelajari sifat materi dan
perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan, kimiawan menerapkan
metode ilmiah.
Pada tahun 1789 terjadilah
dua jenis revolusi besar di Perancis yang mempunyai dampak bagi perkembangan
sejarah dunia. Pertama, revolusi di bidang politik tatkala penjara Bastille
diserbu rakyat dan hal ini mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua,
revolusi di bidang ilmu tatkala Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794)
menerbitkan bukunya, Traite Elementaire de Chimie, hal ini mengawali tumbuhnya
kimia modern. Dalam bukunya Lavoisier mengembangkan hukum kekekalan massa. Penemuan
unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan
diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun
1869.
Sumber:
http://www.scribd.com
0 komentar:
Posting Komentar